Perikanan pada umumnya merupakan salah satu usaha untuk kepentingan penyediaan pangan bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, rekreasi (pemancingan ikan), dan mungkin juga untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan.
Pengertian Perikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi, dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya.
Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan, pengeringan, atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis)
Di Indonesia, menurut UU RI No. 31/2004, sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 45/2009, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.
Perikanan Menurut Para Ahli.
Perikanan merupakan salah satu mata pencaharian yang besar di Indonesia. Karena, Negara kita kaya akan potensi perikanan. Berikut beberapa pengertian perikanan menurut para ahli :
Menurut Hempel dan Pauly
Perikanan adala kegiatan eksploitasi sumber daya hayati dari laut. Pengertian ini membatasi pada perikanan laut, karena perikanan semua berasal dari kegiatan hunting (berburu) yang harus dibedakan dari kegiatan farming seperti budi daya.
Menurut Lackey
Perikanan adalah suatu sistem yang terdiri dari tiga komponen, yaitu biota perairan, habitat biota dan manusia sebagai pengguna sumber daya tersebut. Dari komponen – komponen tersebut dapat mempengaruhi performa perikanan.
Menurut Meriam-Webster Dictionary
Perikanan ialah kegiatan, industri atau musim pemanenan ikan atau hewan laut lainnya.
Menurut UU Nomor 45 Tahun 2009
Perikanan adalah sumber kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ikan atau hewan laut lainya.
Menurut Encyclopedia Brittanica
Perikanan adalah pemanenan ikan kerang-kerang (Shellfish) dan mamalia laut.
Sejarah Perikanan
Perikanan termasuk salah satu dalam sejarah perdagangan dunia yang tertua yaitu perdagangan ikan cod kering dari daerah Lofoten ke bagian selatan Eropa, Italia, Spanyol dan Portugal. Perdagangan ikan ini dimulai pada periode Viking atau sebelumnya, yang telah berlangsung lebih dari 1000 tahun, namun masih merupakan jenis perdagangan yang penting hingga sekarang. Mesir membawa ikan, dan dibelah untuk tujuan diasinkan.
Di India, Pandyas, kerajaan Tamil Dravidian tertua, dikenal dengan tempat perikanan mutiara diambil sejak satu abad sebelum masehi. Pelabuhan Tuticorin dikenal dengan perikanan mutiara laut dalam. Paravas, bangsa Tamil yang berpusat di Tuticorin, berkembang menjadi masyarakat yang makmur oleh karena perdagangan mutiara mereka, pengetahuan ilmu pelayaran dan perikanan.
Sejarah Perikanan Indonesia
Sejak akhir 1800an perikanan telah berorientasi pada pasar yang ditandai dengan pertumbuhan spektakuler usaha pengolahan dan pemasaran ikan. Bahkan, pada awal abad ke-20 Kota Bagan Si Api Api di mulut Sungai Rokan telah menjadi salah satu pelabuhan perikanan terpenting di dunia dengan kegiatan utama ekspor perikanan. Jawa dengan populasi 1/4 dari total penduduk Asia Tenggara pada tahun 1850 telah menjadi pasar terpenting produk perikanan khususnya ikan kering (asin) dan terasi. Merujuk pada data van der Eng, kontribusi perikanan terhadap total PDB pada tahun 1880 dan 1890 mencapai di atas 2% atau tertinggi yang pernah dicapai perikanan dari seluruh periode antara 1880-2002.
Penjajahan Belanda
Pengembangan kelautan dimulai pada 1911 dengan dibentuknya Bugerlijk Openbare Werken yang berubah menjadi Departemen Verkeer en Waterstaat pada 1931. Kurun waktu hingga kemerdekaan tercapai, merupakan fase pasang surut pertumbuhan organisasi kelautan dalam struktur pemerintahan kolonial maupun Republik Indonesia merdeka. Unit-unit warisan kolonial Belanda inilah yang menjadi cikal bakal pembentukan kementerian yang mengelola aspek kelautan di masa sekarang.
Penjajahan Jepang
Semasa pendudukan Jepang 1942-1945, pada masa pendudukan Jepang ini terjadi perluasan lembaga-lembaga perikanan pemerintah. Pada masa ini, di daerah-daerah dibentuk jawatan penerangan perikanan yang disebut Suisan Shidozo. Di samping itu, pada masa ini terjadi penyatuan perikanan darat dengan perikanan laut, walaupun tetap dimasukkan dalam kegiatan pertanian.
Masa awal kemerdekaan sampai orde lama
Setelah proklamasi kemerdekaan nasional, pada kabinet presidensial pertama, pemerintah membentuk Kementrian Kemakmuran Rakyat dengan menterinya Mr. Syafruddin Prawiranegara. Pada kementerian ini dibentuk Jawatan Perikanan yang mengurusi kegiatan-kegiatan perikanan darat dan laut. Semenjak kabiner pertama terbentuk pada 2 September 1945 hingga terbentuknya kabinet parlementer ketiga pada 3 Juli 1947, Jawatan Perikanan tetap berada di bawah Koordinator Pertanian, di samping Koordinator Perdagangan dan Koordinator Perindustrian dalam Kementrian Kemakmuran Rakyat.
Pembentukan Departemen Perikanan Darat/Laut merupakan respon pemerintah atas hasil Musyawarah Nelayan I yang menghasilkan rekomendasi perlunya departemen khusus yang menangani pemikiran dan pengurusan usaha meningkatkan pembangunan perikanan. Melalui pembentukan Kabinet Dwikora yang Disempurnakan, Departemen Perikanan Darat/Laut tidak lagi di bawah Kompartemen Pertanian dan Agraria melainkan mengalami reposisi dan bernaung di bawah Kompartemen Maritim. Di bawah Kompartemen baru, departemen tersebut mengalami perubahan nama menjadi Departemen Perikanan dan Pengelolaan Kekayaan Laut. Keadaan ini tidak berlangsung lama, pada 1965 terjadi pemberontakan Gerakan 30 September dan Kabinet Dwikora diganti dengan Kabinet Ampera I pada 1966.
Masa orde baru
Produksi perikanan meningkat dari 721 ribu ton pada tahun 1966 menjadi 1,923 ribu ton pada 1986. Produksi ikan meningkat menjadi 3.724 ribu ton tahun 1998. Setelah mengalami pertumbuhan negatif dalam periode peralihan (1966-1967), laju pertumbuhan produksi perikanan meningkat dari 3,5% (1968-1973) menjadi 5,3% per tahun (1974-1978). Periode berikutnya pertumbuhan produksi perikanan cenderung menurun. Produktivitas perikanan dalam era ini walaupun tumbuh dengan laju yang berfluktuasi (khususnya kapal), secara nomimal meningkat dari rata-rata 4,3 ton/kapal periode 1974-1978 menjadi 8,4 ton per kapal periode 1994-1998.
Pengelolaan Sumberdaya Ikan
Pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua upaya termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan yang bertujuan agar sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan yang terus menerus.
a. Penangkapan ikan
Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal penangkapan ikan untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah, atau mengawetkannya.[5] Usaha perikanan yang bekerja di bidang penangkapan tercakup dalam kegiatan perikanan tangkap (wild fishery).
b. Pembudidayaan ikan
Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau membiakkan ikan, dan memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol. Usaha perikanan yang berupa produksi hasil perikanan melalui budi daya dikenal sebagai perikanan budi daya atau budi daya perairan (aquaculture/akuakultur).
Macam - Macam Usaha Perikanan
Perairan air tawar atau disebut juga dengan perairan darat adalah jenis perairan yang meliputi tubuh atau badan air yang terdapat diwilayah daratan, yang diantaranya seperti danau, sungai, waduk, mata air dan rawa. Perairan laut meliputi bentuk-bentuk perairan yang diantaranya seperti samudra, selat, paparan, benua dan teluk. Adapun badan perairan dengan sifat air payau, yang diantaranya seperti Estuaria dan rawa yang terdapat pada wilayah pesisir pantai (Back Swamp).
Sumber daya yang terkandung dalam wilayah perairan Indonesia sangat melimpah. Wilayah perairan laut mengandung bermacam-macam sumber daya, yang diantaranya seperti ikan, rumput laut, ganggang dan terumbu karang. Laut juga menyediakan bahan tambang, seperti minyak bumi, dan gas alam.
Adapun jenis sumber daya lainnya, seperti sumber daya dari gelombang yang dapat berguna sebagian pembangkit tenaga listrik, angin yang dapat menggerakkan perahu-perahu nelayan dan keindahan alam laut yang mendatangkan devisa bagi negara yang tergolong kedalam pesona wisata alam.
A. Perikanan Laut.
Perikanan laut adalah usaha penangkapan ikan laut. Perikanan laut yang diusahakan nelayan dengan sistem tradisional adalah dengan menggunakan peralatan tradisional seperti jaring dan perahu yang disebut dengan perikanan rakyat. Sedangkan perikanan dengan peralatan modern yang dapat menjangkau hingga tengah laut disebut sebagai perikanan industri.
Jenis - Jenis Hasil Perikanan Laut.
Hasil utama perikanan laut berupa jenis-jenis ikan, yang diantaranya seperti ikan bawal hitam, ikan bawal putih, ikan belanak, belida, cakalang, lemuru, teri, ikan hias, cucut, gulamah, gurita, kakap merah, selar, tongkol, kembung, kerapu, layang, layur, sotong dan tuna. Adapula hasil perikanan laut lainnya antara lain sebagai berikut :
- Kepiting, penyu, rajungan, remis (kerang), kerang mutiara, teripang dan berbagai jenis udang.
- Kerang mutiara banyak terdapat diperairan Maluku, terutama Kepulauan Aru.
- Teripang terdapat di Laut Maluku dan Penyu banyak terdapat di Pantai Kalimantan Timur, Jawa Timur dan Maluku.
- Rumput laut adalah bahan pembuat agar-agar yang ditemukan diperairan Kepulauan seribu, Pelabuhan Ratu, Pantai Baron (Yogyakarta, Lombok (sekotong, lembar, lebuhan Haji) dan Sumbawa (Tanjung Gontor, Labuhan Lalar, Sumbawa Besar, Teluk Seleh dan Dompu).
Potensi ikan terdapat pada wilayah perairan laut, yang mana merupakan tempat pertemuan antara arus hangat dan arus dingin yang disebut dengan daerah upwelling. Selain sumber daya ikan, pada kawasan perairan laut terdapat potensi yang cukup besar, yaitu kawasan pesisir. Kawasan ini meliputi daratan perairan.
Wilayah daratan berupa lahan kering dan yang terendam air laut pada waktu pasang dan dipengaruhi oleh gelombang. Wilayah ini sering ditandai adanya intrusi air laut. Wilayah perairan yang termasuk ke dalam wilayah pesisir adalah sejauh 4 hingga 12 mil dari garis pantai dan masih dipengaruhi proses-proses yang terjadi dari daratan, seperti pengendapan hasil erosi dari darat, pembuangan air limbah dan aliran air sungai.
Kawasan pesisir dapat dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya, yang diantaranya seperti pertambakan, sistem keramba jaring apung, atau keramba sistem jaring tancap. Penggalakan budidaya wilayah pesisir menjadi solusi atas produksi perikanan tangkap (lautan lepas) yang cenderung terus menurun akibat over fishing.
- Pemilihan lokasi wilayah pesisir sebagai daerah budidaya agar berproduksi optimal dengan ketentuan-ketentuan antara lain sebagai berikut :
- Perairan tenang terlindung dari arus dan gelombang yang cukup kuat, karena arus dan gelombang tersebut dapat merusak konstruksi jaring apung.
- Kedalaman perairan 5-15 meter. Kedalaman perairan kurang dari 5 meter, akan menimbulkan masalah lingkungan (kualitas air dari sisa makanan dan kotoran ikan). Kedalaman lebih dari 15 meter akan membutuhkan tali jangkar yang panjang.
- Dasar perairan sebaiknya sesuai dengan habitat asli ikan yang akan dibudidayakan.
- Bebas dari bahan pencemaran, sehingga lokasi budidaya harus jauh dari kawasan industri maupun pemukiman yang padat.
- Mudah dicapai dari darat dan dari tempat pemasok sarana produksi budidaya.
- Lokasi budidaya aman dari tindak pencurian dan penjarahan.
Memenuhi syarat kualitas air dari segi fisik dan kimia, yaitu antara lain seperti berikut :
- Kecepatan arus 15-33 cm/detik.
- Kecerahan > 1 m dan untuk kerapu > 2 m.
- Salinitas 30-33 ppt.
- Suhu 27oC-29oC.
- pH > 7.
- O2 terlarut 5 ppm.
Hambatan Perikanan Laut.
Beberapa masalah yang dihadapi dalam kegiatan perikanan laut adalah antara lain sebagai berikut :
- Alat tradisional.
- Pencemaran laut dan perusakan laut akibat aktivitas industri, minyak dan lain-lain yang mematikan populasi ikan laut.
- Musim ikan kurang menjamin kontinuitas suplay ikan untuk konsumen rakyat maupun industri pengawetan ikan.
- Tingginya keanekaragaman jenis ikan, tetapi populasi setiap jenis relatif kecil. Keadaan ini menyulitkan pengembangan industri pengkalengan ikan.
B. Perikanan Darat.
Perikanan darat adalah jenis perikanan yang meliputi jenis perikanan umum dan budidaya. Pengertian perikanan umum adalah cara penangkapan atau pengambilan sumber daya perikanan secara langsung dari waduk, sungai, danau dan rawa. Penangkapan model ini terdapat pada wilayah yang mempunyai sungai besar, seperti Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
Mencakup pula bentuk perairan, seperti danau, waduk dan rawa yang terdapat di daerah Sumatra, Sulawesi dan Jawa, seperti Waduk Jatiluhur (Jawa Barat), Waduk Karangkates (Jawa Timur), dan Waduk Riam Kanan (Kalimantan Selatan).
Jenis - Jenis Budidaya Perikanan Darat
Perikanan Darat merupakan usaha pemeliharaan dan penangkapan ikan di perairan darat. Perairan darat meliputi sungai, danau, rawa, mas atau bendungan, empang, sawah, dan tambak.
Perikanan darat dapat dibedakan atas dua jenis yaitu
1. Perikanan air tawar.
Perikanan air tawar ialah perikanan yang terdapat di sawah, sungai, danau, kolam dan rawa. Keberhasilan budidaya ikan air tawar sangat ditentukan oleh lingkungan yaitu tanah dan air. Jenis tanah sangat menentukan faktor keberhasilan budidaya air tawar, jenis tanah yang baik untuk budidaya air tawar adalah jenis tanah liat atau lempungTanah jenis ini sangat baik utuk pembuatan kolam. Air sebagai media kehidupan ikan, jadi sebagai media keberadaan air sangat mutlak diperlukan. Jumlah dan kualitas air harus selalu menjadi perhatian agar usaha budidaya ikan air tawar bisa menjadi optimal.
Perikanan tambak terdapat di sepanjang Pantai Utara Jawa, Pantai Utara Madura, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nangro Aceh Darussalam, Lampung dan Nusa Tenggara Barat. Jenis-jenis ikan yang dibudidayakan pada kolam air tawar adalah seperti ikan gurami, mas, lele, mujair, nila, nilam, sepat, siam, tambakan dan tawes.
2. Perikanan air payau.
Perikanan air payau merupakan usaha perikanan yang dilakukan di tepi pantai dalam bentuk tambak dengan jenis budidaya berupa udang dan ikan bandeng. Perikanan air payau banyak dilakukan di utara pantai Jawa, pantai timur Aceh, Riau, Sumatra Utara dan Sumatra Selatan.
Perikanan air payau (tambak) mengusahakan jenis-jenis budidaya, seperti ikan bandeng, belanak, kakap, mujair, sidat, tawes, kepiting, ranjungan dan udang. Jenis udang utama sebagai komoditas budidaya diantaranya adalah seperti udang windu, udang putih, jrebung, udang dogol/api-api, udang rebon (udang kecil-kecil).
Manfaat Ekonomi Perikanan.
- Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Ikan merupakan lauk sumber protein hewani yang bak bagi perkembangan tubuh manusia. Juga mengandung omega 3 yang aik bagi perkembangan otak manusia. Sehingga keberadaannya sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan gizi tersebut. Demi generasi penerus bangsa yang sehat dan pintar.
- Memberikan penghasilan bagi masyarakat terutama mereka yang hidup di daerah dekat perairan. Masyarakat di daerah pesisir atau perairan mayoritas menggantungkan hidupnya pada hasil menangkap ikan (nelayan). Mereka menangkap ikan dan menjualnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Menaikkan derajat ekonomi rakyat. Penghasilan yang diperoleh masyarakat dari penjualan ikan adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Jika penjualan tersebut memberikan hasil yang besar, akan terjadi lonjakan pemenuhan kebutuhan. Dari pemenuhan kebutuhan primer, menjadi kebutuhan sekunder bahkan tersier. Hal ini dikarenakan derajat ekonomi yang meningkat.
- Membantu pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi rakyat yang baik (pada poin 3) secara otomatis memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional yang baik pula.
- Membantu pemenuhan pangan dunia sebagai pemasok (ekspor) perikanan. Seperti halnya masyarakat Indonesia, penduduk dunia pun membutuhkan ikan untuk pemenuhan pangan dan gizinya. Apabila di dalam negerinya tidak tercukupi, tentu mereka akan mengimpor. Di sinilah kesempatan baik Indonesia untuk memasok (mengekspor) ikan-ikan pada negara-negara yang memerlukan.
- Meningkatkan devisa negara. Dari hasil ekspor perikanan pada poin 5 (lima) secara otomatis akan memberikan (meningkatkan) devisa bagi negara.
Demikianlah informasi dari artikel yang berjudul Pengertian Perikanan Beserta Jenis - Jenis dan Manfaat Perikanan. Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan pada penulisan artikel ini, Baraja Farm mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mampir, semoga bermanfaat.
Bahan bacaan lainya silahkan klik Berbagai Reviews
Tutorial cara budidaya silahkan klik Pustaka Pengetahuan
Untuk belajar budidaya, silahkan klik Baraja Farm Channel
Media sosial silahkan klik facebook
0 Komentar