Sahabat Baraja Farm, sapi atau lembu merupakan hewan ternak anggota famili Bovidae dan subfamili Bovinae. Hewan sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingannya seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia.
Sejarah Sapi
Sapi domestikasi kira-kira 6000 tahun sebelum Masehi yaitu di Eropa dan Asia. Bila kita telusuri sejarah perkembangannya, ternyata telah melalui liku - liku proses yang amat panjang dan komplek. Diduga bahwa sapi yang tersebar di seluruh dunia, tadinya berasal dai satu genus Bos yang berpangkal di suatu pusat perkembangan asal, namun tempatnya tidak diketahui secara pasti. Kemudian terjadi perpisahan, yaitu sebagian menjelajahi jalur kawasan Eropa yang dikenal sebagai species Bos Taurus dan berkembang dalam lingkungan beriklim sedang.
Dari sejarahanya, semua bangsa sapi yang dikenal di dunia berasal dari Homacodantidae yang dijumpai pada zaman palaeocene. Adapun jenis primitifnya ditemukan pada zaman Pliocene di India, Asia. Perkembangan dari jenis primitif itulah yang samapai sekarang menghasilkan tiga kelompok nenek moyang sapi hasil penjinakkan yang kita kenal (Murtidjo, 1990). Dari beberapa literatur, tidak diketahui secara pasti kapan awal penjinakkan sapi dilakukan oleh manusia. Namun di pusat perkembangan kebudayaan seperti di Mesopotamia, India, Bangkok dan Eropa dikenal pada tahun 600 SM. Sedangkan dimesir kuno, konon sudah dikenal pemeliharaan sapi pada tahun 8000 SM (Murtidjo, 1990).
Klasifikasi Sapi
- Phylum : Chordata
- Sub Phylum : Vertebrata
- Class : Mamalia
- Sub Class : Plasentalia
- Ordo : Ungulata
- Sub Ordo : Arhoclactyla
- Rumpun : Selonodonta
- Familia : Bavidae
- Genus : Bos
- Sub Genus : Taurina, Bisantia, Bibavina, Bubolina, Lepsobburina
- Species : Bos Indicus, Bos Taurus, Bos Sandaicus (Sastroamidjojo, 1983)
Jenis - Jenis Sapi Primitif
Adapun sapi yang dihasilkan dari jenis primitif,diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yang memiliki andil warna genetik sapi, yakni :
a. Bos Banteng atau Bos Sondaicus
Sampai sekarang masih ditemukan di daerah margasatwa yang dilindungi di pulau Jawa, seperti Pangandarandan Ujung Kulon dan merupakan sumber asli Indonesi (Sastroamidjojo, 1981).
b. Bos Banteng atau Bos Indicus
Sampai sekarang mengalami perkembangan di India, Asia. Yang terkenal di Indonesia adalah sapi brahman dan aspi ongole. Bos Indicus merupakan sapi berpunuk, sapi-sapi dan Bos Indicus menurunkan bangsa - bangsa sapi di daerah tropis (Sastroamidjojo, 1992).
c. Sapi Eropa atau Bos Taurus
Sampai sekarang mengalami perkembangan di Eropa. Bos Taurus merupakan bsang sapi yang menjadi nenek moyang dari sapi potong maupun sapi perah (Murtidjo, 1990). Ketiga kelompok nenek moyang sapi tersebut, baik secara alamiah maupun karena peran serta manusia melalui hasil perbandingan atau persilangan berhasil mengalami perkembangan yang menurunkan bangsa - bangsa sapi modern, baik tipe potong - perah, tipe potong-kerja, tipe perah maupun tipe potong murni (Bambang, 1990).
Jenis - Jenis Sapi Di Indonesia
Menurut Sarwono (2001) komoditi sapi yang ada di Indonesia
terdiri atas:
1. Sapi khas Indonesia
Adapun sapi yang asli ada di Indonesia, antara lain :
Sapi Bali
Asal-usul sapi bali adalah banteng (Bos Sondaicus) yang telah mengalami penjinakkan atau domestikasi selama bertahun- tahun. Proses domestikasi yang cukup lama diduga sabagai penyebab sapi bali lebih kecil dibandingkan dengan banteng. Sapi bali jantan dan betina dilahirkan dengan warna merah
bata dengan garis hitam disepanjang punggungnya disebut garis belut. Setelah dewasa, warna sapi jantan berubah menjadi kehitam - hitaman, sedangkan warna sapi betina relatif tetap. Sapi bali tidak berpunuk. Umumnya. Keempat kaki dan bagian pantatnya berwarna putih (Abidin, 2002).
Sapi Madura
Merupakan sapi keturunan perkawinan silang antara Bos Indicus dan Bos Sondaicus. Karakterisktik sapi Madura adalah punuk yang kecil diwarisi dari Bos Indicus dan warna kulit coklat atau merah bata diwarisi dari Bos Sondaicus, pada kepalanya terdapat tanduk melengkung ke depan dengan melingkar bulat sabit (Murtidjo, 1992).
2. Sapi Import
Sapi import yang ada di Inonesia, terdiri dari :
Sapi Ongole
Merupakansapi keturunan Bos Indicus yang berhasil dijinakkan di India. Sapi Ongole masuk ke Indonesia adab ke - 19 dan dikembangkan cukup baik di pulau Sumba, sehingga lebih dikenal dengan Sapi Sumba Ongole. Karakteristik Sapi Ongole adalah punuk besar dan kulit longgar dengan banyak lipatan di bagian bawah leher dan pantat, telingapanjag serta menggantung, tempramen yang dengan mata besar, tanduk pendek dan hampir tidak terlihat, warna bulu umumnya putih kusam atau agak kehitam - hitaman dan warna kulit kuning (Murtidjo, 1992).
Sapi Brahman
Sapi Brahman merupakan sapi keturunan Bos Indicus yang berhasil dijinakkan di India. Tetapi mengalami perkembangan pesat di Amerika Serikat. Sapi ini adalah hasil campuran darah 3 bangsa sapi madura yaitu bangsa bir, buzerat, dan nellose. Sapi ini bertanduk dan warnanya bervariasi mulai dari abu - abu muda, totol-totol, sampai hitam, terdapat punuk pada punggung di belakang kepala, yang merupakan kelanjutan dari otot-otot pundak dengan telinga yang berpendulous panjang, serta adanya pendulous yang longgar sepanjang leher. Sapi Brahman memiliki sifat yang khas yaitu ketahanannya terhadap kondisi tatalaksana yang sangat minimal, toleran terhadap panas, kemampuannya untuk mengasuk anak, daya tahan terhadap kondisi yang jelek sampai penyakit dan parasit. Berat badan betina dewasa mencapai 585 kg sedangkan jantan dewasa mencapai 900 kg atau bahkan lebih (Blakely and Bade, 1992)
Sapi Hereford
Memiliki tanduk, dengan arah tumbuh dalam dan kebawah, sifat – sifat yang menjadi kelebihan sapi ini adalah ketahanan, kemampuan merumput, daya adaptasi, efesiensi reproduksi, disposisi, dan tempramen yang baik, tulang-tulang yang kuat serta perdagingan yang tebal. Warna bulunya termasuk yang paling aneh diantara bangsa - bangsa sapi, yaitu kepala putih dan badan yang berwarna merah (Blakely and david, 1992)
Sapi Polled Hereford
Memiliki ciri – ciri sama dengan Hereford, namun tidak bertanduk (AAK, 1990)
Sapi Aberden Angus
Memiliki ciri-ciri warna hitam, warna putih pada bagian pusar, tidak bertanduk, badan lebar, padat, leher dan kaki pendek (AAK, 1990)
Sapi Red Angus
Memiliki ciri - ciri warna bulu merah gelap, memiliki factor resesif. Karakteristik sama dengan Aberdeen Angus.
Sapi Galloway
Memiliki ciri warna bulu hitam, tidak bertanduk, kaki pendek dan berbentuk persegi, memiliki dayah tahan tinggi terhadap udara dingin (AAK, 1990).
Sapi Charolais
Memiliki ciri warna bulu kuning susu, jantan dan betina bertanduk, kulit longgar, punggung melengkung ke bawah (AAK, 1990) Sapi Shorthorn. Berasal dari pantai itmur laut Inggris, sekitar Tees antara Durham dan Eork. Termasuk sapi dual purpose yaitu tipe pedaging dan tipe perah. Ada yang mempunyai punuk diebut pulled shorthorn. Berat pedaging jantan kurang lebih 1000 kg dan betina kurang lebih 750 kg (Pane 1986). Memiliki ciri-ciri warna rambut putih dan merah, dengan otot kasar dan tebal (AAK, 1990).
3. Sapi Persilangan.
Adapun sapi persilangan, terdiri dari :
Sapi Santa Gertrudis.
Sapi Santa Gertrudis merupakan hasil persilangan antara sapi Brahman dan sapi Shorthorn dengan 3/8 darah Brahman dan 5/8 darah Shorthorn. Warna merah tua, tubuh lebih rata dan padat dari pada Brahman, bertanduk dan bergelamir, telinga rendah dantebal. Berat sapi jantan dewasa 800 kg dan betina 780 kg (Sastroamidjojo, 1983). Sapi Brangus merupakan hasil persilangan antara sapi Brahman dengan Aberden Angus, dengan memiliki 5/8 darah Aberden Angus dan 3/8 darah sapi Brahman. Warna hitam kelam dan ada juga merah, bertanduk, tubuh padat dari Brahman, tahan panas dan gigitan serangga, adaptasi pakan baik, produksi daging baik (Blakely dan Bade, 1985).
Sapi Charbray.
Sapi Charbray merupakan hasil crossing antara Chrolais dengan Brahman. Mengandung 1/8 sampai ¼ darah Brahman (AAK, 1990).
Sapi Braford.
Sapi Braford merupakan hasil crossing antara Brahman dan Hereford (AAK, 1990). Mempunyai sifat yang mirip dengan Hereford, warna merah, muka putih dan merah tua, pertumbuhan baik, tahan panas, caplak dan penyakit, daya tahan baik terhadap udara panas dan udara lembab (Blakely dan Bade, 1995).
Sapi Beefmaster.
Merupakan hasil crossing antara Brahman, Shorthorn, dan Hereford. Mengandung ¼ darah Hereford dan ½ darah America Brahman (AAK, 1990).
Persilangan antara sapi lokal dengan sapi unggul dilakukan untuk memperbaiki kualitas genetic dan penampilan fisik dari sapi local. Salah satu contoh sapi hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi unggul adalah sapi Peranakan Ongole yang merupakan persilangan antara sapi lokal dengan sapi Ongole murni.
Demikianlah artikel yang berjudul Sejarah Sapi Dan Jenis Sapi Pada Peternakan. Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan dalam penulisan artikel ini, Baraja Farm mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mengunjungi, semoga bermanfaat.
Bahan bacaan lainnya, dapat membantu tugas sekolah klik Pustaka Pengetahuan
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, silahkan klik Berbagai Reviews
Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm Channel
Media sosial silahkan klik facebook
0 Komentar