Sahabat Baraja Farm, budidaya perikanan atau perikanan budidaya merupakan kegiatan memproduksi biota (organisme) akuatik (air) untuk mendapatkan keuntungan. Selain budidaya perikanan, dalam sektor perikanan produksi biota akuatik dapat dilakukan melalui penangkapan atau perikanan tangkap. Berbeda dengan penangkapan, produksi dari budidaya perikanan diperoleh melalui kegiatan pemeliharaan biota akuatik dalam wadah dan lingkungan terkontrol. Kegiatan pemeliharaan tersebut (sesuai dengan tujuannya) mencakup pembenihan dan pembesaran. Dalam perikanan tangkap produksi diperoleh dengan cara memanen (berburu) biota akuatik dari alam tanpa pernah memelihara. Budidaya perikanan, bersama-sama dengan perikanan tangkap dan pengolahan perikanan merupakan tulang punggung sektor perikanan dalam menyediakan pangan dan sumber protein bagi manusia.
Pengertian Budidaya.
Budidaya perikanan memiliki beberapa istilah, antara lain akuakultur, perikanan budidaya, budidaya ikan dan budidaya perairan. Akuakultur berasal dari bahasa Inggris aquaculture (aqua = perairan, culture = budidaya) dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi budidaya perairan atau budidaya perikanan. Aquaculture merupakan istilah budidaya perikanan yang sudah mendunia dan diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi akuakultur. Istilah akuakultur belum dipakai secara luas di Indonesia. Istilah ini banyak digunakan hanya oleh kalangan akademisi dan peneliti. Sementara itu, istilah budidaya perikanan atau budidaya ikan ternyata lebih banyak dipakai secara meluas, baik di kalangan pelaku (praktisi) kegiatan budidaya perikanan (masyarakat dan perusahaan), birokrasi pemerintah, akademisi dan peneliti, serta masyarakat pada umumnya.
Statistik perikanan menggunakan istilah budidaya perikanan untuk mencatat data tentang budidaya perikanan, sebagai penyanding istilah perikanan tangkap untuk kegiatan produksi perikanan melalui kegiatan penangkapan. Ada upaya, terutama dari kalangan akademisi, untuk lebih memasarkan istilah akuakultur sebagai pengganti budidaya perikanan. Hal ini dilakukan untuk lebih mendekatkan pada istilah yang sudah mendunia, yaitu aquaculture (akuakultur).
Budidaya perikanan itu sendiri didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik secara terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan (profit). Dengan penekanan pada kondisi terkontrol dan orientasi untuk mendapatkan keuntungan tersebut, definisi ini mengandung makna bahwa kegiatan budidaya perikanan adalah kegiatan ekonomi (prinsip-prinsip ekonomi) yang mengarah pada industri (tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat harga).
Sebelum definisi tersebut di atas, sudah berkembang definisi budidaya perikanan sebagai campur tangan atau upaya-upaya manusia untuk meningkatkan produktivitas perairan melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya yang dimaksud adalah usaha pemeliharaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (survival), menumbuhkan (growth) dan memperbanyak (reproduction) biota akuatik. Definisi ini berkembang dengan memperhatikan evolusi produksi yang berlangsung di dalam perikanan.
Kegiatan budidaya perikanan diawali oleh kegiatan perikanan tangkap, suatu kegiatan yang sudah dilakukan oleh manusia primitif sejak zaman purba. Produksi perikanan tangkap dibatasi oleh produktivitas alamiah suatu perairan (laut, sungai, danau atau waduk). Produktivitas (produksi bobot biomassa biota air per satuan volume air per waktu) alamiah perairan tersebut dapat ditingkatkan puluhan hingga ribuan kali oleh budidaya perikanan.
Ruang Lingkup Budidaya Perikanan.
Ruang lingkup budidaya perikanan (akuakultur) ternyata memiliki cakupan yang sangat luas apabila ditinjau dari berbagai sudut pandang. Ruang lingkup akuakultur tersebut dapat didasarkan pada ruang (spasial), sumber air yang digunakan, sumber air dan jenis kegiatan. Berikut ini adalah ruang lingkup budidaya perikanan berdasarkan beberapa sudut pandang tersebut.
1. Ruang Lingkup Budidaya Perikanan Berdasarkan Spasial.
Budidaya perikanan bisa dilakukan di darat dan di laut, mulai dari wilayah pegunungan, perbukitan (dataran tinggi), dataran rendah, seperti pantai, muara sungai, teluk, selat, perairan dangkal terlindung (protected shallow seas), terumbu karang (reef flat) hingga sampai ke laut lepas/laut dalam (open seas/deep seas) (Gambar 1.3). Selama masih tersedia sumber daya air yang memadai secara kuantitatif dan kualitatif, budidaya perikanan bisa berlangsung dalam bentang spasial sperti tersebut di atas. Di kawasan pegunungan, perbukitan dan dataran tinggi terdapat sumber daya air berupa mata air, sungai (jeram) dan danau dataran tinggi (danau vulkanik), sedangkan pada kawasan dataran rendah terdapat sungai (berarus tenang), danau dataran rendah, rawa dan sumur.
2. Ruang Lingkup Budidaya Perikanan Berdasarkan Sumber Air.
Air yang digunakan sebagai media untuk keperluan budidaya perikanan dibedakan berdasarkan salinitas atau kandungan garam NaCl-nya menjadi perairan tawar, perairan payau, dan perairan laut. Perairan tawar memiliki salinitas (kadar garam) sebesar 0 ppt (part per thousand = satu gram garam dalam satu liter air), sedangkan perairan payau dan laut memiliki salinitas masing-masing 1-32 ppt dan >32 ppt.
Perairan tawar terdapat di daratan berupa mata air, sungai, danau, waduk, saluran irigasi, air hujan dan air sumur, serta genangan air lainnya di pegunungan, perbukitan, dataran tinggi hingga dataran rendah dan pantai. Perairan payau terdapat di kawasan pesisir, seperti pantai, muara sungai, dan rawa payau, serta kawasan yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Nilai salinitas perairan di kawasan ini bergantung pada pengaruh tersebut sehingga menjadi perairan payau yang mengarah ke tawar atau payau yang mengarah ke asin. Perairan laut dengan kadar salinitas >32 ppt terdapat di laut atau kawasan pantai yang kurang dipengaruhi oleh perairan di daratan (terestrial) sehingga memiliki salinitas yang tinggi seperti halnya di laut lepas.
3. Ruang Lingkup Budidaya Perikanan.
Berdasarkan kegiatan budidaya perikanan mencakup pengadaan sarana dan prasarana produksi, proses produksi hingga panen, penanganan pascapanen, dan pemasaran. Kegiatan budidaya perikanan tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi kegiatan on-farm, yakni mulai dari proses produksi hingga panen, dan off-farm, yakni pengadaan sarana dan prasarana, penanganan pascapanen dan pemasaran. Dari uraian tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa kegiatan budidaya perikanan tidak hanya proses produksi hingga panen saja, tetapi mencakup juga input dan output proses.
Budidaya perikanan adalah kegiatan bisnis karena bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sehingga bisa diistilahkan sebagai akuabisnis sebagai padanan agribisnis dalam bidang pertanian. Sistem akuabisnis terdiri dari beberapa subsistem sebagaimana berlaku di dalam agribisnis. Berikut ini akan diuraikan subsistem yang dimaksud tersebut, serta cakupan kegiatannya yaitu sebagai berikut.
a. Subsistem pengadaan sarana dan prasarana produksi.
Pengadaan prasarana produksi mencakup pemilihan lokasi, pengadaan bahan dan pembangunan fasilitas produksi, sedangkan pengadaan sarana produksi mencakup pengadaan induk, benih, pakan, pupuk, obat-obatan, pestisida, peralatan akuakultur, dan tenaga kerja.
b. Subsistem proses produksi.
Subsistem ini mencakup kegiatan sejak persiapan wadah kultur, Penebaran (stocking), pemberian pakan, pengelolaan lingkungan, pengelolaan kesehatan ikan, pemantauan ikan hingga pemanenan.
c. Subsistem penanganan pascapanen dan pemasaran.
Subsistem ini mencakup kegiatan meningkatkan mutu produk hingga bisa lebih diterima konsumen, distribusi produk, dan pelayanan (servis) terhadap konsumen.
d. Subsistem pendukung
Subsistem terakhir ini mencakup, antara lain aspek hukum (perundang-undangan dan kebijakan), aspek keuangan (pembiayaan/kredit dan pembayaran), aspek kelembagaan (organisasi perusahaan, asosiasi, koperasi, perbankan, lembaga birokrasi, serta lembaga riset dan pengembangan).
Tujuan Budidaya Perikanan
kebutuhan hidup manusia akan pangan (food uses) dan bukan pangan (non-food uses), antara lain kebutuhan akan hiburan, lingkungan. Tujuan budidaya perikanan selengkapnya adalah sebagai berikut. Memproduksi pangan.
- Memperbaiki stok biota akuatik di alam (stock enhancement).
- Rekreasi.
- Menyediakan ikan umpan.
- Memproduksi ikan hias.
- Mendaur ulang bahan organik.
- Memproduksi bahan baku industri.
Tujuan utama budidaya perikanan adalah memproduksi biota akuatik untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan, terutama protein, dan bukan pangan.
Demikianlah artikel yang berjudul Budidaya Perikanan. Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan dalam penulisan artikel ini, Baraja Farm mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mengunjungi, semoga bermanfaat.
Bahan bacaan lainnya, jika membantu tugas sekolah silahkan klik Pustaka Pengetahuan
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, silahkan klik Berbagai Reviews
Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm Channel
Media sosial silahkan klik facebook.com
0 Komentar